Kegiatan pengawasan mutlak dilakukan agar dapat terlaksana kegiatan instansi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Pengawasan yang efektif akan memberikan suatu jaminan yang mengikat seluruh petuagas kebersihan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
Kegiatan pengawasan mutlak dilakukan agar dapat terlaksana kegiatan instansi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Pengawasan yang efektif akan memberikan suatu jaminan yang mengikat seluruh petuagas kebersihan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
Sistem pengawasan yang diterapkan kepada bawahan didasarkan pada suatu keinginan untuk menghindari terjadinya penyimpangan pada masalah-masalah yang sangat penting dalam tugas yang sedang atau selesai dikerjakan.
Terry (2000,181) mengemukakan pengawasan dapat menjadi alat untuk :
1. Mengukur keseluruhan para top-manajer
2. Mengendalikan seluruh perencanaan
3. Mengendalikan unit-unit yang semi otonom karena terjadi desentralisasi melebar.
Williams, (2001:273) menyatakan bahwa pengawasan merupakan proses umum dari standar baku untuk mencapai tujuan organisasi, membandingkan pelaksanaan aktual dengan standar-standar tersebut dan mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan.
Untuk mengefektifkan pegawai dalam segi pengawasan diperlukan jumlah bawahan yang sesuai dengan tingkat kemampuan seorang pimpinan dalam melakukan pengawasan. Untuk itu perbandingan jumlah bawahan yang harus diawasi oleh pengawas yang bekerja pada suatu pekerjaan yang ada, tidak akan dapat dipaksanakan sama dengan jumlah bawahan yang diawasi oleh seorang pengawas dengan pekerjaan yang berbeda.
Pertimbangan yang didasarkan atas kemampuan karyawan dalam melihat tingkat penyelesaian tugas yang diberikan tentunya berpengaruh pada penyelesaian tugas yang diberikan.
Pengawasan terhadap bagian unit-unit yang bekerja pada suatu pekerjaan yang diberikan mak, Pimpinan yang melakukan pelimpahan masih ikut bertanggung jawab, maka walaupun telah diserahkan, pimpinan yang melimpahkan wewenang tetap harus melakukan pengontrolan, misalnya dengan memeriksa, menegur, mengingatkan dan lain-lain cara agar pelaksanaan aktivitas sesuai dengan berbagai ketentuan yang telah ditetapkan dan penyimpangan tidak akan berlarut-larut.
Maka dengan demikian adanya suatu pengawasan yang dilakukan baik terhadap jumlah pegawai yang didasarkan pada rencana yang telah disusun dengan unit-unit kerja yang ada, akan berlaku efektif apabila pimpinan mempunyai inters yang kuat terhadap keberadaan bawahan.
Dari definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa dimana pengawasan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan melalui pimpinan atau manajer untuk melakukan suatu pengendalian berupa pengawasan kepada karyawan, yang dilakukan melalui suatu proses yang telah disusun secara lengkap berdasarkan perencanaan yang disusun, sehingga tidak terjadi suatu penyimpangan-penyimpangan dari yang telah ditetapkan semula. Maka dengan demikian tujuan dari perusahaan akan tercapai dengan baik.
Maka dengan demikian suatu pengawasan sebagai suatu tindak lanjut dalam melihat tercapainya suatu pelaksanaan dari pekerjaan yang dilakukan karyawan, maka diperlukan suatu pengawasan yang lebih optimal sebagai bagian dalam mencapai tingkat penyelesaian tugas yang diinginkan.
Sedangkan Halim et al. (2000, hal. 199-200), membagi pengawasan kepada dua bagian yaitu :
1. Pengawasan ketat didasarkan atas filosofis bahwa manajer bawahan bekerja secara efektif jika mereka hanya ditargetkan untuku jangka pendek saja, dan manajer puncak bisa membantu bawahan dalam mengatasi masalah harian.
2. Pengawasan longgar didasarkan pada filosofis manajemen bahwa anggaran tersebut pada dasarnya merupakan alat perencanaan dan komunikasi. Berdasarkan dengan definisi yang dikemukakan diatas, secara khusus dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan suatu kegiatan yang terstruktur dalam aktivitas perusahaan, pengawasan hendaknya dilakukan secara terus menerus, pengawasan dapat memperkecil efek negatif dari besarnya efektivitas dan efisiensi yang ditimbulkan dari pelaksanaan pekerjaan yang diberikan, maka dengan demikian bila pengawasan dapat dilakukan dengan optimal, pimpinan/manajer akan dapat melihat secara langsung atas manfaat dari pengawasan yang dilakukan.
Kegiatan pengawasan mutlak dilakukan agar dapat terlaksana kegiatan instansi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Pengawasan yang efektif akan memberikan suatu jaminan yang mengikat seluruh petuagas kebersihan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
Sistem pengawasan yang diterapkan kepada bawahan didasarkan pada suatu keinginan untuk menghindari terjadinya penyimpangan pada masalah-masalah yang sangat penting dalam tugas yang sedang atau selesai dikerjakan.
Terry (2000,181) mengemukakan pengawasan dapat menjadi alat untuk :
1. Mengukur keseluruhan para top-manajer
2. Mengendalikan seluruh perencanaan
3. Mengendalikan unit-unit yang semi otonom karena terjadi desentralisasi melebar.
Williams, (2001:273) menyatakan bahwa pengawasan merupakan proses umum dari standar baku untuk mencapai tujuan organisasi, membandingkan pelaksanaan aktual dengan standar-standar tersebut dan mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan.
Untuk mengefektifkan pegawai dalam segi pengawasan diperlukan jumlah bawahan yang sesuai dengan tingkat kemampuan seorang pimpinan dalam melakukan pengawasan. Untuk itu perbandingan jumlah bawahan yang harus diawasi oleh pengawas yang bekerja pada suatu pekerjaan yang ada, tidak akan dapat dipaksanakan sama dengan jumlah bawahan yang diawasi oleh seorang pengawas dengan pekerjaan yang berbeda.
Pertimbangan yang didasarkan atas kemampuan karyawan dalam melihat tingkat penyelesaian tugas yang diberikan tentunya berpengaruh pada penyelesaian tugas yang diberikan.
Pengawasan terhadap bagian unit-unit yang bekerja pada suatu pekerjaan yang diberikan mak, Pimpinan yang melakukan pelimpahan masih ikut bertanggung jawab, maka walaupun telah diserahkan, pimpinan yang melimpahkan wewenang tetap harus melakukan pengontrolan, misalnya dengan memeriksa, menegur, mengingatkan dan lain-lain cara agar pelaksanaan aktivitas sesuai dengan berbagai ketentuan yang telah ditetapkan dan penyimpangan tidak akan berlarut-larut.
Maka dengan demikian adanya suatu pengawasan yang dilakukan baik terhadap jumlah pegawai yang didasarkan pada rencana yang telah disusun dengan unit-unit kerja yang ada, akan berlaku efektif apabila pimpinan mempunyai inters yang kuat terhadap keberadaan bawahan.
Dari definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa dimana pengawasan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan melalui pimpinan atau manajer untuk melakukan suatu pengendalian berupa pengawasan kepada karyawan, yang dilakukan melalui suatu proses yang telah disusun secara lengkap berdasarkan perencanaan yang disusun, sehingga tidak terjadi suatu penyimpangan-penyimpangan dari yang telah ditetapkan semula. Maka dengan demikian tujuan dari perusahaan akan tercapai dengan baik.
Maka dengan demikian suatu pengawasan sebagai suatu tindak lanjut dalam melihat tercapainya suatu pelaksanaan dari pekerjaan yang dilakukan karyawan, maka diperlukan suatu pengawasan yang lebih optimal sebagai bagian dalam mencapai tingkat penyelesaian tugas yang diinginkan.
Sedangkan Halim et al. (2000, hal. 199-200), membagi pengawasan kepada dua bagian yaitu :
1. Pengawasan ketat didasarkan atas filosofis bahwa manajer bawahan bekerja secara efektif jika mereka hanya ditargetkan untuku jangka pendek saja, dan manajer puncak bisa membantu bawahan dalam mengatasi masalah harian.
2. Pengawasan longgar didasarkan pada filosofis manajemen bahwa anggaran tersebut pada dasarnya merupakan alat perencanaan dan komunikasi. Berdasarkan dengan definisi yang dikemukakan diatas, secara khusus dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan suatu kegiatan yang terstruktur dalam aktivitas perusahaan, pengawasan hendaknya dilakukan secara terus menerus, pengawasan dapat memperkecil efek negatif dari besarnya efektivitas dan efisiensi yang ditimbulkan dari pelaksanaan pekerjaan yang diberikan, maka dengan demikian bila pengawasan dapat dilakukan dengan optimal, pimpinan/manajer akan dapat melihat secara langsung atas manfaat dari pengawasan yang dilakukan.